Sahabatku, kamu kenapa?
23:44
hello, semua! aku Aulia Izatunnuha Naziha. Aiza aja panggilnya, Oke?!. aku sekolah di Daruul Insan Islamic Boarding school. Yap, ASRAMA!. kamu mau nanya kenapa aku sekolah di asrama? aku di rumah itu bungsu. awalnya, abi dan umi tak mengizinkan aku sekolah di asrama. apalagi, asrama itu jauh dari rumah. abi dan umi memang selalu memanjakanku. maka dari itu aku ingin sekali belajar mandiri. seminggu pertama Umi selalu menelfon ketua asramaku untuk menanyakan keadaanku. teman-temanku saja sampai heran.. "Segitu sayangnya ya, Iz umi kamu sama kamu,, telefon tiap hari". aku hanya terkekeh. sahabatku Salma Arezta dan Haura Amandita. aku sekamar dengan mereka, bersama 2 teman lain. yaitu Azka Shabylani dan Zihan Annifsa. di kamar Arafah VII. VII itu diambil dari tingkatannya masing-masing. contoh; kamar Arafah IIX. berarti yang menempati kelas 8.
'KRIINGG KRIING' jam beker di kamar kami.
"Hooamm!" Azka menguap. "Ditutup dongg, ka! bau tau! Peace!" komen Zihan. Azka hanya terkekeh sambil menutup mulutnya. Azka orangnya memang asik dan tidak mudah tersinggung, bukan berarti kami bisa memanfaatkannya, lho!. "Duluuan! Yippeyy!" seruku mendahului temanku dan segera berlari kecil menuju kamar mandi. "Iizaaaa!" keluh teman-temanku sambil merengut. "Habis Iza aku!" sela Haura. "Haura aku duluan!!"ujar Salma. "Ga bisaaa!" mereka akhirnya perang bantal sambil menunggu aku mandi. sampai aku selesai mereka belum selesai perang!. "Heeeiiii! nanti kita dimarahi Ustadzah Fatimaa! Hey! Hey! Semuuuaaa!!! STOOPPP!" teriakku sambil terus menepis bantal yang melayang. "ADA APA, INI?!" seru seseorang. "buka pintunya! AIZA! Kenapa?" seru seseorang iu lagi. serempak mereka selesai berperang bantal. "Ustadzah Fatima sudah datang, masih mau dilanjutkan?! segera bersihkan diri!" ucapku tegas. sebagaimana tugasku sebagai ketua kamar. kami tak menghiraukan ucapan ustadzah Fatima. "Aiza, ada apa. Istighfar nak! jangan emosi!" nasihat ustadzah Fatima. "Terima kasih ustadzah. tidak ada apa-apa hanya bercanda sampai lupa waktu mereka," terangku. "Ooh, baiklah Ustadzah permisi kalau ada apa-apa segera hubungi Ustadzah, ya! assalamu'alaikum" ujar Ustadzah Fatima. "Wa'alaikumsalam" jawabku, Haura, Salma, Azka, dan Zihan. "Haura, Mandi!" perintahku. "Siap, ketua!" ujar haura dengan handuk di pundaknya tangan kiri membawa gayung yang berisi pasta gigi, sabun, sampo, dan sebagainya. tangan kanannya menghormat padaku dan segera lari menuju kamar mandi. diam. semua diam. meledaklah tawaku. "ada yang lucu?" tanya Salma. "Lucu saja.. kalian takut sewaktu aku membentak kalian? tak apa! itu hanya supaya kalian berhenti. lagi pula kenapa Haura hormat?" tanyaku. "HAHAHA" kamipun tertawa tak ada yang menjawab pertanyaanku.
semua sudah mandi dan sarapan
****************
TEEEEEEEETTTT
"Cepat-cepat!" seruku. sesegera mungkin kami keluar dari kamar dan akupun langsung mengambil kartu dan keluar. kami berjalan cepat menuju kelas Kerajinan. "Sepertinya ada yang kurang, deh!" bisik Haura. "Hm.. maksudmu?" tanyaku balik. "seperti ada yang kurang,, kayaknya.. SALMA!" ingat Haura. DEG!. Salma? BELUM KELUAR KAMAR. terlambat Ustad Razak sudah duduk di singgasananya. "Salma kemana? ketua kamar salma siapa?" tanya Ustad Razak. aku mengacungkan tangan. bergetar. "Dimana salma? apa dia sakit?" tanya Ustad Razak. "Atau membolos? atau masih tidur?" tanyanya lagi. "Saya harus mengecek ke kamar dulu, Us. sepertinya saat bel berbunyi dan kami kunci kamarnya Salma masih di dalam" jawabku jujur. "Kali ini ku maafkan kelalaianmu Aiza! lain kali tidak akan kamu bebas dari hukuman!" bentak Ustad Razak. "Permisi, Assalamu'alaikum" ujarku sambil berlari keluar kelas menuju asrama putri.
"Assalamu'alaikum, Salma!" panggilku. "Ada apa? sahabat yang bisa melupakan sahabatnya sendiri!" bentak Salma sepertinya ia menangis. "Maaf , sal! maaff banget!!" ucapku sambil membuka pintu. "Bener, bener JAHAT kamu Iz! JAHAT Iz! JAHAAAAT!" teriak Salma. "Istighfar, Sal!" ingatku. "Jangan sok alim! ngerti! di balik itu... HITAM HATI KAMU IZ!" bentak Salma keras. "Hei, ada apa ini?!" Seru Haura. "Hauuraa! kamu juga! kamu segitunya, ya! ngelupain aku! kalian itu JAHAT!" bentak Salma sekali lagi dan berlari tak tentu arahnya. "Salmaaa! Salmaaa tunggu!" panggilku dan Haura serempak.
BRUK!!!
BAAKK!!!
"SALMA!!" jeritku dan Haura serempak. "ASTAGHFIRULLAH!"
kami segera membopong Salma dan membawanya ke UKS. kepalanya berdarah. darah keluar dari lubang hidungnya.
"Astaghfirullah! Salma kenapa?" tanya Suster Nada
"Obati dulu, sus! nanti kami ceritakan!" ucapku khawatir. Suster Nada, Suster Tari, dan Dokter Silvy dengan sigap menangani. dengan cemas aku dan haura menunggu di depan UKS. pintu UKS terbuka. kulihat Salma yang terbaring lemah di masukkan AMBULANCE. "Aiza! Haura! Masuk!" perintah dokter Silvy. Di AMBULANCE, Dokter memberitahu.. di kepala salma terdapat luka yang dalam sehingga menyebabkan pendarahan di otak. Orang tua salma sudah dihubungi dan segera kesini dan membolehkan operasi. "Meskipun operasi berhasil hanya sekitar 60 % nyawa Salma dapat tertolong. "
meledaklah tangisku..
"Ini semua salahku! COBA AKU NGGAK NYAKITIN DIA TADI!!! pasti nggak akan kayak gini!" teriakku penuh sesal.
"Nggak, sayang! astaghfirullah!" ujar Dokter Silvy.
"Kita memang salah, salah!" Haura pun menangis.
"Sebentar lagi sampai rumah sakit! jangan menangis! berdo'a saja!"
*************************************************
SELESAI OPERASI
*************************************************
"Salma SADAR!"
"Salma maafin kita ya, sal!"
Salma mengangguk dan "Iya kita kan sahabat! bil.. lang ke mama papaku aku minta maaf lahir ba..tin dan mint..ta maaf! aku juuu.ggaa miinntt..aa maaf untuk seluruh orang yang"pernah aku sakitin!" ujar salma panjang. DEG! tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt
"DOKTEEERR!"
"SALMA TELAH PERGI!"
"Assalamu'alaikum, Salma!" panggilku. "Ada apa? sahabat yang bisa melupakan sahabatnya sendiri!" bentak Salma sepertinya ia menangis. "Maaf , sal! maaff banget!!" ucapku sambil membuka pintu. "Bener, bener JAHAT kamu Iz! JAHAT Iz! JAHAAAAT!" teriak Salma. "Istighfar, Sal!" ingatku. "Jangan sok alim! ngerti! di balik itu... HITAM HATI KAMU IZ!" bentak Salma keras. "Hei, ada apa ini?!" Seru Haura. "Hauuraa! kamu juga! kamu segitunya, ya! ngelupain aku! kalian itu JAHAT!" bentak Salma sekali lagi dan berlari tak tentu arahnya. "Salmaaa! Salmaaa tunggu!" panggilku dan Haura serempak.
BRUK!!!
BAAKK!!!
"SALMA!!" jeritku dan Haura serempak. "ASTAGHFIRULLAH!"
kami segera membopong Salma dan membawanya ke UKS. kepalanya berdarah. darah keluar dari lubang hidungnya.
"Astaghfirullah! Salma kenapa?" tanya Suster Nada
"Obati dulu, sus! nanti kami ceritakan!" ucapku khawatir. Suster Nada, Suster Tari, dan Dokter Silvy dengan sigap menangani. dengan cemas aku dan haura menunggu di depan UKS. pintu UKS terbuka. kulihat Salma yang terbaring lemah di masukkan AMBULANCE. "Aiza! Haura! Masuk!" perintah dokter Silvy. Di AMBULANCE, Dokter memberitahu.. di kepala salma terdapat luka yang dalam sehingga menyebabkan pendarahan di otak. Orang tua salma sudah dihubungi dan segera kesini dan membolehkan operasi. "Meskipun operasi berhasil hanya sekitar 60 % nyawa Salma dapat tertolong. "
meledaklah tangisku..
"Ini semua salahku! COBA AKU NGGAK NYAKITIN DIA TADI!!! pasti nggak akan kayak gini!" teriakku penuh sesal.
"Nggak, sayang! astaghfirullah!" ujar Dokter Silvy.
"Kita memang salah, salah!" Haura pun menangis.
"Sebentar lagi sampai rumah sakit! jangan menangis! berdo'a saja!"
*************************************************
SELESAI OPERASI
*************************************************
"Salma SADAR!"
"Salma maafin kita ya, sal!"
Salma mengangguk dan "Iya kita kan sahabat! bil.. lang ke mama papaku aku minta maaf lahir ba..tin dan mint..ta maaf! aku juuu.ggaa miinntt..aa maaf untuk seluruh orang yang"pernah aku sakitin!" ujar salma panjang. DEG! tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittt
"DOKTEEERR!"
"SALMA TELAH PERGI!"
0 comments